Sekadar berbagi,
Masih ingat ketika gempa dan tsunami
meluluh-lantahkan Jepang tahun 2011 lalu. Bencana itu merupakan
terdahsyat di Jepang sepanjang 140 tahun. Begitu banyak cerita yang
menyedihkan, karena ditinggal orang terkasih.
Salah satunya cerita tentang
pengorbanan seorang ibu terhadap anaknya. Karena begitu besar cintanya
terhadap sang buah hati, seorang Ibu rela mati demi melindungi anaknya
saat bencana itu melanda Jepang.
Cerita kisah nyata ini saya copy paste
dari teman, mungkin sudah banyak rekan-rekan kompasianer yang telah
membacanya. Karena saya dapat kisah ini dari teman di jejaring sosial.
Tapi tidak ada salahnya saya membaginya, bagi yang belum membacanya.
Setelah Gempa telah mereda, ketika para
penyelamat mencapai reruntuhan rumah seorang wanita muda, mereka
melihat mayat-nya melalui celah-celah. Tapi wanita tersebut berpose
begitu aneh, dia berlutut seperti seseorang yang menyembah; tubuhnya
condong ke depan, dan dua tangan yang mendukung oleh suatu benda. Rumah
roboh telah menimpa punggung dan kepalanya.
Dengan begitu banyak kesulitan,
pemimpin tim penyelamat meletakkan tangannya melalui celah sempit di
dinding untuk mencapai tubuh wanita itu. Dia berharap bahwa wanita ini
bisa jadi masih hidup. Namun, tubuh dingin dan kaku menandakan bahwa
wanita tsb pasti telah meninggal.
Pemimpin tim dan seluruh anggota tim
lalu meninggalkan rumah ini dan akan mencari gedung yang runtuh
berikutnya. Namun karena alasan tertentu, pemimpin tim terdorong untuk
kembali ke rumah hancur dari wanita tadi. Pemimpin tim ini lalu berlutut
lagi dan menggunakan kepalanya melalui celah-celah sempit untuk mencari
sedikit ruang di bawah mayat wanita tersebut. Tiba-tiba, ia berteriak
dengan gembira, “Anak kecil! Ada anak kecil!”
Lalu seluruh tim bekerja bersama-sama,
dengan hati-hati mereka menyingkirkan tumpukan benda hancur di sekitar
wanita yang sudah meninggal. Ada seorang anak kecil berusia 3 bulan
terbungkus selimut bunga-bunga di bawah mayat ibunya. Jelas, wanita itu
telah membuat pengorbanan untuk menyelamatkan anaknya. Ketika rumahnya
jatuh, ia menggunakan tubuhnya untuk membuat penutup untuk melindungi
anaknya. Anak itu masih tidur pulas ketika pemimpin tim mengangkatnya.
Para dokter datang cepat untuk
mengevakuasi anak kecil itu. Setelah ia membuka selimut, ia melihat
sebuah ponsel di dalam selimut. Ada pesan teks pada layar. Dikatakan,
“Jika kamu dapat bertahan hidup, kamu harus ingat bahwa aku
mencintaimu.” Ponsel ini berkeliling dari satu tangan ke tangan yang
lain pada tim itu. Setiap tubuh yang membaca pesan tersebut menangis.
“Jika kamu dapat bertahan hidup, kamu harus ingat bahwa aku
mencintaimu.” Itu artinya cinta ibu untuk anaknya!
sumber : http://edukasi.kompasiana.com/2012/02/11/kisah-nyata-seorang-ibu-mati-demi-anak/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar