Jumat, 07 September 2012

7 Keajaiban Langit Selama Isra' dan Miraj


Tujuh Lapis Langit Dalam Peristiwa Mi’raj


Isra’ dan Mi’raj merupakan salah satu peristiwa penting yang menguji keimanan. Terjadi pada bulan Rajab tahun ke-12 kenabian. Isra’ adalah perjalanan Rasulullah SAW pada malam hari dari Masjidil Haram di Mekah ke Masjidil Aqsha di Palestina.


Allah SWT berfirman “Mahasuci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat” (QS. Al-Isra’[17]:1)


Sedangkan Mi’raj adalah perjalanan Nabi SAW dari Masjidil Aqsha ke Sidratul Muntaha. Tempat beliau menerima perintah shalat dari  Allah SWT. Kata Mi’raj berasal dari kata  ‘araja, artinya perjalanan naik ke langit. Bentuk lain kata ini menjadi nama salah satu surah dalam Al-Qur’an surah al-Ma’rij (tempat-tempat naik).


Allah SWT berfirman “Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Rabb dalam sehari yang setara dengan lima puluh ribu tahun” (QS. Al-Ma’arij [70]:4)


Namun dalam peristiwa Isra’ dan Mi’raj, kekuasaan Allah berlaku atas Rasulullah SAW. Beliau melakukan perjalanan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha, dan dari Masjidil Aqsha ke Sidratul Muntaha hanya dalam waktu satu malam. Apa saja yang beliau alami dalam perjalanan Isra’ dan Mi’rajnya?


Imam al-Bukhari meriwayatkan salah satu sabda Rasullullah SAW tentang peristiwa Isra’ dan Mi’raj, yang diriwayatkan dari Hudbah bin Khalid, dari Hammam bin Yahya, dari Qatadah, dari Anas bin Malik, dari Malik bin Sha’sha’ah. Nabi SAW bercerita tentang malam perjalanan isra’, “Ketika aku berada di Al-Hathim- atau, beliau menyebut, di al-Hijir- dalam keadaan berbaring, tiba-tiba seseorang datang lalu membelah.”


Qatadah berkata, “Dan aku juga mendengar beliau berkata, ‘lalu dia membelah apa yang ada di antara ini dan ini.’ Aku bertanya kepada al-Jarud yang saat itu ada di sampingku,’Apa maksudnya?’ Dia berkata,’Dari lubang leher dada hingga bawah perut’ dan aku mendengar dia berkata, ‘dari atas dadanya sampai tempat tumbuhnya rambut kemaluan.”

Rasulullah SAW melanjutkan, “Lalu laki-laki itu mengeluarkan kalbuku (hati), kemudian dibawa kan kepadaku sebuah tempayan emas yang dipenuhi dengan iman, lalu dia mencuci hatiku, dan mengisinya dengan iman dan diulanginya. Kemudian didatangkan kepadaku hewan tunggangan berwarna putih, lebih kecil dari baghal namun lebih besar dari keledai.”


Al-Jarud berkata,”Apakah itu yang dinamakan buraq, wahai Abu Hamzah?” Anas menjawab, “Ya, buraq itu meletakkan langkah kakinya pada pandangan mata terjauh.”


“Aku menungganginya,” lanjut Nabi SAW, “Aku berangkat bersama Jibril hingga sampai di langit dunia. Jibril lalu meminta dibukakan pintu langit, lalu dia ditanya, ‘Siapa?’ Jibril menjawab, ‘Jibril’. Ditanyakan lagi, ‘Siapa yang bersamamu?’. Jibril menjawab,’Muhammad’. Jibril kembali ditanya, ‘Apakah dia telah diutus?’ Jibril menjawab ‘Ya’. Maka dikatakan,’Selamat datang baginyadan ini sebaik-baik kedatangan orang yang datang.’


“Maka pintu langit pertama pun dibuka. Setelah melewatinya, aku berjumpa dengan Adam. Jibril berkata, ‘Ini adalah bapakmu, Adam. Berilah salam kepadanya.’ Aku lalu memberi salam kepadanya dan Adam membalas salamku lalu berkata , ‘Selamat datang anak yang saleh dan nabi yang saleh.’


“Aku kemudian dibawa naik ke langit kedua, lalu Jibril meminta dibukakan pintu langit kedua kemudian ditanya, ‘Siapa?’ Jibril menjawab, ‘Jibril’. Ditanyakan lagi, ‘Siapa yang bersamamu?’ Jibril menjawab, ‘Muhammad.’ Ditanyakan lagi, ‘Apakah dia telah diutus?’ Jibril menjawab, ‘Ya.’. Maka dikatakan, ‘Selamat datang baginya dan ini sebaik-baiknya kedatangan orang yang datang.’ Pintu lain kedua pun dibuka. Setelah aku melewatinya, aku berjumpa dengan yahya dan Isa, keduanya adalah anak dari satu bibi. Jibril berkata,’Ini adalah Yahya dan Isa, berilah salam kepada keduanya.’ Aku pun memberi salam pada keduanya dan mereka membalas salamku lalu berkata,’Selamat datang saudara yang saleh dan nabi yang saleh.’


“Selanjutnya, aku dibawa naik ke langit ketiga, lalu Jibril meminta dibukakan pintu langit ketiga. Jibril ditanya,’Siapa?’ Jibril menjawab, ‘Jibril.’ Ditanyakan lagi, ‘Siapa orang yang bersamamu?’ Jibril menjawab, ‘Muhammad’ Ditanyakan lagi, ‘Apakah dia telah diutus?’ Jibril menjawab, ‘ya.’ Maka dikatakan, ‘Selamat datang baginya dan ini sebaik-baiknya kedatangan orang yang datang.’ Pintu langit ketiga pun dibuka. Setelah melewatinya, aku berjumpa dengan Yusuf. Jibril berkata,’Ini adalah Yusuf. Berilah salam kepadanya.’ Maka aku memberi salam kepadanya dan Yusuf membalas salamku dan berkata,’Selamat datang saudara yang saleh dan nabi yang saleh.’


“Aku kemudian dibawa ke langit keempat. Jibril kemudian meminta dibukakan pintu langit keempat dan dia ditanya, ‘Siapa?’ Jibril menjawab,’Jibril.’ Ditanyakan lagi, ‘Siapa orang yang bersamamu?’ Jibril menjawab, ‘Muhammad’ Ditanyakan lagi, ‘Apakah dia telah diutus?’ Jibril menjawab, ‘ya.’ Maka dikatakan, ‘Selamat datang baginya dan ini sebaik-naik kedatangan orang yang datang.’ Maka pintu langit keempat dibuka. Setelah melewatinya, aku berjumpa dengan Idris. Jibril berkata,’Ini adalah Idris, berilah salam kepadanya.’ Aku pun memberi salam kepadanya. Idris membalas salamku lalu berkata, ‘Selamat datang saudara yang saleh dan nabi yang saleh.’


“Aku kemudian dibawa ke langit kelima. Jibril kemudian meminta dibukakan pintu langit kelima dan dia ditanya, ‘Siapa?’ Jibril menjawab,’Jibril.’ Ditanyakan lagi, ‘Siapa orang yang bersamamu?’ Jibril menjawab, ‘Muhammad’ Ditanyakan lagi, ‘Apakah dia telah diutus?’ Jibril menjawab, ‘ya.’ Maka dikatakan , ‘Selamat datang baginya dan ini sebaik-baik kedatangan orang yang datang.’ Pintu langit kelima pun dibuka. Setelah melewatinya, aku bertemu dengan Harun. Jibril berkata,’Ini adalah Harun. Berilah salam kepadanya.’ Aku lalu memberi salam kepadanya. Harun membalas salamku dan berkata, ‘Selamat datang saudara yang saleh dan nabi yang saleh.’


“Aku kemudian dibawa ke langit keenam. Jibril kemudian meminta dibukakan pintu langit keenam dan dia ditanya, ‘Siapa?’ Jibril menjawab,’Jibril.’ Ditanyakan lagi, ‘Siapa orang yang bersamamu?’ Jibril menjawab, ‘Muhammad’ Ditanyakan lagi, ‘Apakah dia telah diutus?’ Jibril menjawab, ‘ya.’ Maka dikatakan , ‘Selamat datang baginya dan ini sebaik-baik kedatangan orang yang datang.’ Pintu langit keenam pun dibuka. Setelah melewatinya, aku mendapatkan Musa. Jibril berkata,’Ini adalah Musa. Berilah salam kepadanya,’Aku pun memberi salam kepadanya. Musa membalas salamku lalu berkata, ‘Selamat datang saudara yang saleh dan nabi yang saleh.’ Ketika aku sudah selesai, tiba-tiba Musa menangis. Ditanyakan kepadanya,’Kenapa kamu menangis?’ Musa menjawab,’Aku menangis karena anak ini diutus setelahku, namun orang yang masuk surga dari umatnya lebih banyak dari orang yang masuk surga dari umatku.’


“Aku kemudian dibawa ke langit ketujuh. Jibril kemudian meminta dibukakan pintu langit ketujuh  dan dia ditanya, ‘Siapa?’ Jibril menjawab,’Jibril.’ Ditanyakan lagi, ‘Siapa orang yang bersamamu?’ Jibril menjawab, ‘Muhammad’ Ditanyakan lagi, ‘Apakah dia telah diutus?’ Jibril menjawab, ‘ya.’ Maka dikatakan, ‘Selamat datang baginya, dan ini sebaik-baiknya kedatangan orang yang datang.’ Pintu langit ketjuh pun dibuka. Setelah melewatinya, aku mendapatkan Ibrahim. Jibril berkata,’Ini adalah bapakmu, Ibrahim. Berilah salam kepadanya.’ Aku pun memberi salam kepadanya. Ibrahim membalas salamku dan berkata, ‘Selamat datang anak yang saleh dan nabi yang saleh.’


“Setalah itu, ditampakkan kepadaku Sidratul Muntaha, bentuknya seperti tempayan daerah milik Hajar dengan daunnya mirip telinga-telinga gajah. Jibril berkata,’Ini adalah Sidratul Muntaha.’ Ternyata di dasarnya ada empat sungai, dua sungat batin dan dua sungai zahir. Aku bertanya, ‘Apakah ini wahai Jibril?’ Jibril menjawab, ‘Dua sungai batin adalah dua sungai yang berada di surga, sedangkan dua sungai zahir adalah Nil dan Eufrat.’ Aku kemudian diangkat ke Baitul Ma’mur dan diberi tiga gelas minuman. Satu gelas berisi khamir, satu gelas berisi susu, dan satu gelas berisi madu. Jibril berkata, ‘Ini merupakan fitrah yang kamu dan umatmu berada di atasnya,’ kemudian diwajibkan bagiku shalat lima puluh kali setiap hari.


“Saat aku kembali dan lewat di hadapan Musa, dia bertanya, ‘Apa yang telah diperintahkan kedapamu?’ Aku menjawab, ‘Aku diperintahkan shalat lima puluh kali setiap hari.’ Musa berkata, ‘Umatmu tidak akan sanggup melaksanakan shalat lima puluh kali dalam sehari. Demi Allah, aku telah mencoba menerapkannya kepada manusia sebelum kamu, dan akku juga telah berusaha keras membenahi Bani Israil dengan sungguh-sungguh. Kembalilah kepada Rabbmu dan mintalah keringanan untuk umatmu.’ Aku pun kembali dan Allah memberiku keringanan dengan mengurangi sepuluh shalat. Aku kembali menemui Musa. Musa pun mengatakan sebagaimana yang dia katakan sebelumnya. Aku pun kembali dan Allah memberiku keringanan dengan mengurangi sepuluh shalat, lalu aku kembali menemui Musa. Musa kembali berkata sebagaimana yang dia katakan sebelumnya. Aku pun kembali, dan Allah memberiku keringanan dengan mengurangi sepuluh shalat, lalu aku kembali menemui Musa. Musa masih berkata sebagaimana yang dia katakan sebelumnya. Aku pun kembali, dan aku diperintah dengan sepuluh kali shalat setiap hari. Aku pun kembali dan Musa kembali berkata seperti sebelumnya. Aku lalu kepada Allah. Akhirnya, aku diperintahkan dengan lima kali shalat dalam sehari. Aku kembali kepada Musa dan dia berkata,’Apa yang diperintahkan kepadamu?’ Aku menjawab, ‘Aku diperintahkan dengan lima kasli shalat dalam sehari.’ Musa berkata,’Sesungguhnya umatmu tidak akan sanggup melaksanakan shalat lima kali sehari. Aku telah mencoba menerapkannya kepada manusia sebelum kamu, dan aku juga telah berusaha keras membenahi Bani Israil dengan sungguh-sunggu. Kembalilah kepada Rabbmu dan mintalah keringanan untuk umatmu.’ Lalu aku (Rasullullah) berkata, ‘Aku telah banyak memohon (keringanan) kepada Rabbku hingga aku malu. Aku telah ridha dan menerimanya.’

“Ketika aku telah selesai, terdengar suara berseru, ‘Sungguh Aku telah memberikan keputusan kewajiban-Ku dan Aku telah meringankannya untuk hamba-hamba-Ku.’”

(HR. al-Bukhari).


Adopted from Top Book Best Seller “Kerajaan Al-Qur’an” by Hudzaifah Ismail 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar